INDOLINE.ID KOTA JAMBI – Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional yang diselenggarakan secara virtual oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Bidang IV (Kesehatan), pada Sabtu (17/5/2025) kemarin melalui platform Zoom.
Seminar ini mengangkat tema “Koperasi Merah Putih: Peluang dan Tantangan Bisnis Layanan Kesehatan dari dan untuk Masyarakat Desa.” Acara tersebut dimoderatori oleh dr. Zainal Abidin, MHKes, yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Upaya Kesehatan Masyarakat ICMI.
Dalam pemaparannya, Wali Kota Maulana menjelaskan bahwa pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih merupakan instruksi langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Pasca saya dilantik sebagai Wali Kota Jambi, tepat saat mengikuti retreat di Magelang, Bapak Presiden Prabowo menekankan pentingnya pembentukan koperasi desa sebagai salah satu upaya dalam memperkuat ketahanan pangan,” ujar Maulana.
Lebih lanjut, Maulana menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menargetkan peluncuran sebanyak 80.000 Koperasi Merah Putih pada 12 Juli 2025 mendatang. Pembentukan koperasi ini, kata Maulana, didasarkan pada Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2025 yang merujuk pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
Ia menambahkan bahwa Koperasi Merah Putih dibentuk atas dasar semangat gotong royong untuk memperkuat ekonomi kerakyatan.
Saat ini, menurut Maulana, terdapat 571 desa di Provinsi Jambi yang telah memiliki koperasi. Sementara itu, di Kota Jambi terdapat satu Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat (KOPINKRA), 46 Koperasi Simpan Pinjam (Kospin), serta 130 koperasi milik kementerian/lembaga.
Fokus pada sektor layanan kesehatan, Maulana menilai kehadiran Koperasi Merah Putih sangat penting karena dapat mendukung perbaikan layanan kesehatan di tingkat desa dan kelurahan.
“Dengan keberadaan koperasi ini, bisa dibentuk klinik maupun apotek yang tidak hanya berfungsi secara komersial, tetapi juga menjalankan program-program pemerintah di bidang layanan kesehatan,” jelasnya.
Terkait peluang bisnis layanan kesehatan melalui Koperasi Merah Putih, Maulana menyoroti beberapa aspek, yakni tingginya kebutuhan akses layanan kesehatan primer, layanan berbasis komunitas, keberlanjutan bisnis kesehatan yang tidak musiman, transformasi digital, serta integrasi layanan dan produk.
Namun demikian, Maulana juga menyampaikan sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan sumber daya manusia (SDM), persaingan dengan puskesmas dan klinik swasta, serta kendala dalam jalur distribusi obat-obatan.
“Selain itu, sejumlah unit usaha kesehatan sekuler juga berpotensi gulung tikar jika tidak mampu bersaing,” ungkapnya.
Untuk mendukung keberhasilan koperasi dalam sektor kesehatan, Maulana menekankan pentingnya kemitraan strategis, digitalisasi layanan, pelatihan SDM koperasi, serta transparansi dan partisipasi masyarakat.
“Seluruh pemangku kepentingan bersama masyarakat harus mendukung pembentukan koperasi ini,” tegas Maulana.
“Bersama Koperasi Merah Putih, kita bangun bangsa yang kuat, sehat, mandiri, dan bahagia,”pungkasnya.
Seminar ini turut dihadiri oleh Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Arif Satria, Wakil Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, MM., MSc., serta Nugroho dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. (Aas)
Discussion about this post